pengaruh globalisasi terhadap kehidupan manusia

Jumat, 31 Juli 2009

A.Pendahuluan


Globalisasi tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan manusia. Globalisasi membawa pengaruh terhadap kehidupan manusia, baik perorangan dalam keluarga maupun dalam masyarakat.
Nilai-nilai dan norma yang berlaku yang berlaku di masyarakat mangalami pergeseran akibat dampak globalisasi. Tayangan Televisi yang disuguhkan setiap saat ikut andil dalam merubah nilai-niali yang ada dalam masyarakat, Banyak tayangan TV yang sebetulnya khusus untuk orang dewasa tapi juga disaksikan oleh anak-anak. Hal ini disebabkan jam tayang yang kurang tepat, akibatnya anak-anak sejak dini sudah dimasuki unsur kebarat-baratan. Banyak anak sekarang ini sudah tidak hormat lagi kepada orang tua, guru dan orang lain. Penggunaan obat terlarang sakan terasa sudah biasa pada generasi muda sekarang ini. Pelanggaran terhadap norma dan aturan semakin luas.
Untuk menanggulangi meluasnya pelanggaran moral dan aturan perlu campur tangan dari pendidikan islam agar mampu menciptakan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam/muslim.

B.Pembahasan

Pendidikan moral ini dalam Islam berjalan sangat sistematis dan kontinu, yaitu mulai dari lengkungan keluarga sampai ke lingkungan sekolah dan masyarakat dengan berbagi saluran. Penerapan ajaran nilai dan moral agama ini antara lain melalui rukun Islam yang lima itu.
Pengakuan secara tulus dan sadar akan ke –Esaan Alloh dan Muhammad sebagai Rosul-Nya yang membawa semua ajaran-ajaran-Nya yang benar dan mutlak itu yang kesemuanya adalah untuk kebaikan umat manusia itu sendiri. Pengakuan yang tulus ini dalam Islam dikenal dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, sebagai pengakuan menjadi umat Islam dengan segala konsekuensinya
Bila pengakuan yanmg diucapkan secara lisan ini keluar dari hati nurani yang bersih tanpa paksaan atau motifasi ganda selainAlloh, maka semua aturan dan larangan-Nya akan dipatuhi dan dikerjakan tanpa argumentasi untuk menolaknya dan akan dilakukan secara konsekuen dan murni. Semua larangan tidak akan dikerjakan atau ditinggalkan sebagai perwujudan dari pengakuan paripurna sebagai umat-Nya. Tetapi kebanyak umat-Nya atau sebagian mereka kesadaran akan pengakuan ini tamaknya kutrang mantap, karena masih banyak larangan-Nya yang dilanggar dan perintah-Nya tyidak dikerjakan secara utuh. Nilai luhur dua kalimat syahadat ini dapat mengontrol tingkah laku dan perilaku seseorang dalam kehidupannya. 
Mengerjakan sholat wajib lima waktu sehari semalam. Dengan ibadah sholat dapat membawa seseorang (umat islam) sangat dekat dengan Allah , karena selama ibadah ini dilakukannya selalu dalam keadaan siap sedia menerima dialognya dan mendengarkannya setiap waktu dimana saja di muka bumi ini . Melalui ibadah Sholat umat-Nya memuja, mengagungkan-Nya serta menyatakan kehambaan dihadapan-Nya.
Menurut Prof.Dr. Harun Nasution guru besar IAIN Jakarta didalam bukunya Pengantar Ilmu Agama Islam, bahwa melalui ibadah sholat seseorang melakukan berbagai kegiatan secara berhadap-hadapan dengan Allah. KepadaNya mohon supaya dilindungi dari godaan setan mohon diberi ampun dan dibersihkan dari segala dosa, mohon supaya diberi petunjuk ke jalan yang benar, dijauhkan dari kesesatan dan perbuata-perbuatan yang tidak baik dan sebagainya. Dialog langsung dengan Tuhan ini dilakukan oleh setiap muslim lima kali dalam sehari. Bila amal ini dilakukan secara kontunu selama hayat masih dikandung badan secara sadar dengan hanya mngharap ridlo-Nya serta berusaha kearah itu, maka mustahil kiranya permohonan untuk kesucian ini tidak akan mendapatkan perkenan-Nya; karena melalui salat ini seseorang dapat terhindar dari segala perbuatan terlarang dan melakukan perbuatan yang disuruh-Nya. Penegasan Allah ini dinyatakan-Nya dalam surat Al-Ankabut ayat 45 yaitu :
                        
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Qur’an dan dirikanlah salat, sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah melalui salat adalah lebih besar keuntungannya dari ibadah-ibadah lainnya. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ibadah puasa juga merupakan amal yang dapat mensucikan diri dari ruh kotor. Melalui ibadah puasa seseorang akan berupaya sekuat tenaga menahan hawa nafsu, makan minum dan hubungan kelamin dengan istrinya. Nilai tinggi yang dikandung oleh ibadah puasa antara lain adalah kemampuan menahan diri, keinginan untuk mengalahkan orang lain. Nilai luhur yang dapat ditanamkan kepada peserta didik melalui ibadah puasa adalah mendekatkan diri kepada Allah dan sesama manusia, terutama golongan umat islam yang bernasib kurang baik seperti fakir miskin yang berada kekurangan gizi. Dengan berpuasa anak-anak dilatih menumbuhkan rasa solidaritas, kesetiakawanan, sosial dan ikut merasakan penderitaan orang lain, suka beramal membantu dan introspeksi. Dalam ibadah puasa ini juga mengandung nilai luhur mengeluarkan sebagian harta yang dimilikinya berupa zakat fitrah, sebagai rasa syukur dan bergembira sesama umat islam tanpa pandang derajat sebagai tanda bersihnya diri dari dosa setelah melakukan ibadah puasa selama sebulan penuh. Kesadaran mengeluarkan zakat fitrah ini dimulai dari kecil walupun ia masih dalam tangung jawab orang tuanya. Mengeluarkan zakat fitrah ini harus dikemukakan kepada mereka akan arti dan makna luhur yang dikandungya. Kesadran merasakan penderitaan orang lain disaat bersuka cita ini besar nilainya bagi pembentukan kepribadian muslim sejati. Kesadaran merasakan penderitaan orang lain perlu ditularkan pada peserta didik dengan mengejak mereka memperhatikan lingkungan sosialnya. Dengan melihat kenyataan sosial ini diharapkan dalam dirinya akan terbentuk sikap mau mengerti dan merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Ibadah zakat mempunyai nilai tersendiri pula. Melalui ibadah zakat ini akan tertanam pula sifat diri dan sikap jiwa mau menolong sesama dan menolong agama Allah dengan rizki yang diberikan-Nya. Nilai luhur zakat dapat menghilangkan sifat bakhil dan akan tumbuh sifat penyantun kepada sesama manusia yang lemah yanmg memerlukan bantuan dan pertolongan. Dalam diri akan timbul kesadaran, bahwa rizki yang diberikan Allah itu merupakan titipan-Nya untuk diberikan sebagian kepada pihak-pihak tertentu menurut ketentuan-Nya. Sebab itu bagi orang yang diberi Allah rizki lebih, agar ia segera menyadari bahwa hal itu menjadi pertanda baginya sebagai salah seorang hamba Allah yang dipercaya untuk segera menunaikan syariah islamiyah dengan jalan membantu orang lain yang sedang menunggunya, sehingga dapat secara bersama-sama menikmati nikmat Allah sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 71 sebagai berikut :
                          
“Dan Allah melebihkan rezeki sebagian kamu dari lainnya, maka orang-orang yang diberikan lebih rezekinya itu tidak mau memberikan rezeki yang dilebihkan itu kepada hamba sahaya yang mereka miliki, agar mereka sama-sama merasakan rezeki tersebut. Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah itu?”

Kepada peserta didik ditanamkan perasaan peka terhadap penderitaan umat ini sejak dari kecil,agar ia kelak menjadi manusia Indonesia yang santun akan penderitaan bangsanya dan umat ditempat lain dan merupakan kewajiban moral untuk membantunya, kepekaan terhadap penderitaan umat ini ditekankan Allah dalam surat Al-Kausar ayat 1-3 yaitu:
             
“Sesengguhnya kami telah memberikan kepada kamu nikmat yang amat banyak sekali. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah dengan mengeluarkan harta itu sebagian. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu akan hancur.”

Dengan pendidikan zakat yang ditanamkan kepada peserta didik ini, diharapkan mereka setelah dewasa nanti bila mendapat rezeki lebih akan segera ingat akan nilai-nilai luhur yang terkandung rezeki tersebut dan segera mengeluarkan sebagian untuk orang-orang yang memerlukan santunan.Diharapkan ia akan menjadi umat yang mampu serta sadar menghitung dan mengeluarkan zakat hartanya sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Bila sikap dan moral agama ini diinternalisasikannya sejak dini,kita dapat mengharapkan bahwa generasi muda Islam tanggap terhadap kesenjangan sosial di tanah airnya. Disamping itu tentu kita juga mengharapkan hatinya akan tergerak menjadi pelopor untuk menanggulangi masalah- masalah sosial ini pada masanya kelak. Bila hal ini bisa menjadi kenyataan, maka berarti usaha yang dilakukan dalam bidang agama menampakkan hasilnya. Hal ini juga berarti, bahwa tujuan pendidikan nasional mulai terwujud pada diri peserta didik.
Ibadah haji adalah rukun islam yang ke lima yang mempunyai kedudukan khusus dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya, yaitu ia baru wajib melaksanakan bila mukmin yang bersangkutan telah dapat memenuhi persyaratan untuk menunaikannya ke tanah suci. Antara lain kemampuan ekonomi dan kesehatan. Melalui ibadah haji banyak sekali nilai luhur agama Islam yang dapat ditanamkan kepada para peserta didik kita antara lain adalah ulet, dalam berusaha untuk mencapai tujuan secara halal, sabar dan tekun dalam suatu pekerjaan, mempunyai tenggang rasa yang tinggi, mempunyai sikap diri yang tidak membedakan derajat dan kedudukan seseorang dalam pandangan agama, mawas diri dalam setiap pekerjaan dan tidak menyombongkan diri dalam pergaulan sosial.
Bagi orang yang telah menunaikan ibadah haji dalam jiwanya timbul kesadaran akan kecilnya ia dihadapan Tuhan,terutama dikala bersujud didepan Ka’bah. Secara spontan akan timbul rasa simpati yang mendalam dan rasa kagum akan keuletan para Nabi dikala menjalankan misinya menyampaikan agama Allah kepada umat yang diserunya.Dengan melakukan ibadah haji akan dapat mengubah sifat dan sikap yang selama ini tidak baik menjadi baik sehingga ia akan menjadi muslim sejati dengan haji yang mabrur. Ia menjadi orang yang rendah hati, tidak lekas gusar menghadapi berbagai cobaan yang datang menimpa dirinya dan dijadikan pegangan, bahwa itu pertanda Allah dekat dengannya.
Ibadah haji mempunyai nilai pembentukan diri yang tinggi. Misalnya untuk menunaikan ibadah ini ia menjadi manusia yang tidak pemboros dalam kehidupannya. Jiwa menabung dapat ditanamkan melalui ibadah ini. Begitu pula sikap jiwa yang cenderung senang kepada kebersihan, karena kebersihan merupakan sebagian dari iman seseorang. Secara implisit ibadah haji ini mendidik seseorang untuk segera menunaikan niat baiknya,sebab itu orang yang bersangkutan berupaya semaksimal mungkin niatnya terlaksana.Untuk hidup sehat, ibadah haji mendidik orang untuk tetap hidup sehat dengan makan makanan yang bergizi.Begitu pula tertanam sikap dan jiwa senang kepada pakaian yang bersih yang dilambangkan dengan pakaian ihram yang bersih berlengan warna putih.
Ibadah haji mengandung nilai luhur yang dapat kita gali bagi pembentukan diri, yaitu menyucikan diri lahir dan batin. Manifestasi nilai ini akan tampil dalam tingkah laku sehari-hariseperti tidak bohong,penyabar, tabah menghadapi berbagai kesukaran sebagaimana yang dilambangkan selam menunaikan ibadah haji. Sikap sabar dan mampu menahan diri ini sangat dituntut dalam menunaikan ibadah haji dan merupakan kunci sukses ibadah selama di tanah suci,mengingat jutaan manusia dari berbagai suku bangsa dan perangai.
Untuk mencapai tingkat haji mabrur dierlukan persyaratan jiwa atau rohani yang dapat dijadikan panutan lingkungan, meninggalkan semua perbuatan tercela, sehingga menjadi manusia yang bersih dari dosa dan noda. Ini yang dituju oleh semua haji yang menunaian ibadah haji. Bebas dari dosa dan noda dapat dimulai dari usia kecil melalui pendidikan agama.
Melalui ibadah haji dapat ditimbulkan kesadaran untuk menjadi satu umat beriman dan bertakwa kepada Allah Yang Maha Esa.Secara tidak lansung Allah telah mewujudkan firmannya yang menyuruh umat-Nya berkenalan satu dengan yang lainnya walaupun mereka berasal dari berbagai suku dan bangsa. Nilai ta’aruf ini merupakan manifestasi dari hablum minallah dan hablum minannas pengalaman pada musim haji akan terpatri dalam hati maing-masing,yaitu saling mencintai sesama hamba Allah.

C Penutup
Kemajuan ilmu dan teknologi yang makin canggih dewasa ini telah menimbulkan berbagai macam perubahan dalam kehidupan manusia, termasuk perubahan dalam tatanan sosial dan moral yang dahulu dijunjng tinggi, kini tampaknya kurang diindahkan. Kehidupan manusia semakin bertambah mudah dengan penemuan berbagai ilmu dan teknologi,sehingga jarak antara dua tempat yang dianggap sangat jauh terasa dekat. Ruang dan waktu seolah-olah bukan faktor penghalang bagi kegiatan manusia untuk melakukan kegiatan tertentu. Informasi tersebar dengan amat cepatnya. Persaingan hidup makin terasa keras. Pertambahan ilmu secara kognitif makin banyak yang harus dikuasai atau diketahui para peserta didik bila tidak ingin tertinggal dari perkembangan ilmu dan teknologi.
Namun dibalik kemajuan yang demikian pesat itu, mulai terasa pengaruh yang kurang menggembirakan,yaitu mulai tampak dan terasa nilai-nilai luhur agama, adat dan norma sosial yang selama ini sangat diagungkan bangsa Indonesia mulai menurun, bahkan kadangkala diabaikan ,karena ingin meraih kesuksesan dalam karier dan kehidupan.
Untuk menangkal kesemuanya ini salah satu upaya yang dianggap ampun adalah melalui jalur pendidikan, terutama pendidikan agama, khususnya pendidikan agama Islam. Ajaran dan aturan yang terdapat didalamnya sudah baku dan mutlak karena ia adalah ketentuan Tuhan Maha Pencipta. Ia bukan buatan manusia.Perlu disadari ,bahwa tidak ada ajaran Islam yang bertujuan merusak manusia dengan seluruh alam ini,tapi sebaliknya.oleh sebab itu penanaman nilai-nilai luhur agama ini harus diupayakan menjadi milik peserta didik.penerapan nilai dan moral agama ini antara lain melalui rukun islam yang lima itu. Sehingga diharapkan menjadi generasi muslim sejati.

D. Referensi

1. Al-Qur’an dan terjemah
2. Drs. H. Fuad Ihsan Dasar-Dasar Kependidikan .Penerbit Rineka Cipta  

0 komentar:

Posting Komentar