kopetensi belajar

Jumat, 31 Juli 2009

PENDAHULUAN

 Peran pendidikan dianggap semakin penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Adanya kemajuan dalam bidang pendidikan menimbulkan dorongan melalui berbagai inovasi pendidikan agar tercapai suatu tujuan yang diharapkan. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan beberapa komponen pembelajaran seperti penggunaan media , metode pembelajaran, kurikulum guru dan sumber lainnya.
 Melihat dari pembelajaran selama ini dilakukan khususnya pembelajaran akodah akhlak, maka dapat dikatakan fungsi peran dan tujuan pembelajaran akidah akhlak belum tercapai. Peserta didik masih terpaku pada pembelajaran yang monoton.

PEMBAHASAN

A.HAKIKAT KOMPETENSI
Spencer dan Spencer membagi lima karakteristik kompetensi sebagai berikut:
1.Motif, adalah sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan, yang menyebabkan sesuatu. Contoh orang yang termotifasi dengan prestasi akan mengatasi segala hambatan untuk mencapai tujuan, dan bertanggung jawab melaksanakannya.
2.sifat, adalah karakteristik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi atau informasi. Contoh, penglihatan yang baik adalah kompetensi sifat fisik bagi seorang pilot. Begitu halnya dengan kontrol diri emosional dan inisiatif adalah lebih kompleks dalam merespons situasi secara konsisten. Kompetensi sifat inipun sangat dibutuhkan dalam memecahkan masalah dan melaksanakan panggilan tugas.
3.Konsep diri, adalah sikap nilai dan image diri seseorang. Contoh kepercayaan diri. Kepercayaan atau keyakinan seseorang agar ia menjadi efektif dalam semua semua situasi adalah bagian dari konsep diri.
4.Pengetahuan, adalah informasi yang seseorang miliki dlam bidang tertentu. Contoh,pengetahuan ahli bedah terhadap urat saraf dalam tubuh manusia.
5.Ketrampilan, adalah kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental . Contoh, Kemampuan fisik adalah ketrampilan Programer komputer untuk menyusun data secara beraturan. Sedangkan kemampuan berpikir analitis dan konseptual adalah berkata dengan kemampuan mental atau koknitif seseorang.

Kompetensi guru merupakan gambaran hakekat kualitatif dari pelaku guru atau tenaga kependidikan yang tampak sangat berarti. Perilaku disinimerujuk bukan hanya pada perilaku nyata, tetapi juga meliputi hal-hal yang tidak tampak. Charles E. Jhon sons mengemukakan bahwa kemampuan merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dikatakan rasional karena mempunyai arah atau tujuan tertentu. Barrlow mengemukakan bahwa kemampuan guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Dengan demikian kemampuan guru merupakan kapasitas internal yang dimiliki guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Tugas profesional guru bisa diukur seberapa jauh guru mendorong proses pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Cooper , dalam sudjana mengemukakan empat kompetensi guru, yakni
(a)Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia.
(b)Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.
(c)Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya.
(d)Mempunyai ketrampilan teknik mengajar

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Grasser. Menurut grasser ada empat hal yang harus dikuasai guru yakni (a) Menguasai bahan pelajaran (b) Kemampuan mendiaknosis tingkah laku siswa (c) kemampuan melaksanakan proses pengajaran dan (d) Kemampuan mengukur hasil belajar siswa. Sementara Nana Sudjana telah membagi kompetensi guru dalam tiga bagian
a.Kompetensi bidang koknitif artinya kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dab tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.
b.Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasik pekerjaannya.
c.Kompetensi perilaku/performance, artinya kemampuan guru dalam berbagai ketrampilan/berperilaku, seperti ketrampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, ketrampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, ketrampilan menyususn persiapan/perencanaan mengajar, ketrampilan melaksanakan administrasi kelas dan lain-lain.
Menurut Crow and Crow kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran meliputi hal-hal berikut :
1.Penguasaan subject – Matter yang akan diajarkan
2.Keadaan fisik dan kesehatannya.
3.Sifat-sifat pribadi dab kontrol emosinya.
4.Memahami sifat hakikat dan perkembangan manusia.
5.Pengetahuan dan kemampuannya untuk menerapkan prinsip-prinsip belajar.
6.Kepekaan dan aspirasinya terhadap perbedaan kebudayaan, agama, dan etnis.
7.Minatnya terhadap perbaikan profesional dan pengayaan kultural yang terus menerus dilakukan.

B.PENTINGNYA DESAIN PEMBELAJARAN
Menurut Mudoffir (1990), sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berintegrasi dan berinteraksi secara fungsional yang memproses masukan menjadi keluaran. Sedangkan ciri-cirinya antara lain :
(a)Ada tujuan yang ingin dicapai
(b)Ada fungsi-fungsi untuk mencapai tujuan
(c)Ada komponen yang melaksanakan fungsi-fungsi tersebut
(d)Ada interaksi antar komponen
(e)Ada penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan
(f)Ada proses trasformasi
(g)Ada proses balikan untuk perbaikan
(h)Ada daerah batasan dan lingkungan.
Sementara itu pakar rancangan pembelajaran Adwi Suparman (1991) memberikan makna terhadap sistem yang berarti benda, peristiwa, kejadian, atau cara yang terorganisasi yang terdiri dari bagian-bagian yang lebih kecil dan seluruh bagian secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu.


C.PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan – kegiatan tersebut pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Konsep pembelajaran yang disepakati dalam buku ini memiliki maksud yang sama dengan konsep pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.
Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perencanaan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa, dan bukan apa yang dipelajari siswa. Perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum yang lebih menaruh perhatian pada apa tujuan yang ingin dicapai dan apa isi pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar dapat mencapai tujuan tersebut. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana cara agar tujuan dapat tercapai. Dalam kaitan ini, hal-hal yang tidak biasa dilupakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah tentang bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagaimana menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan bebagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran. Untuk itu, pembelajaran sebagaimana disebutkan oleh Degeng (1989), Reigeluth (1983), sebagai suatau disiplin ilmu menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran deskriptif, sedangkan rancangan pembelajaran mendekati tujuan yang sma dengan berpijak pada teori pembelajaran preskriptif.

D. DASAR PERLUNYA PERENCANAAN PEMBELAJARAN

1. Perbaikan Kualitas Pembelajaran
Perbaikan kualitas pembelajaran haruslah diawali dengan perbaikan desain pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena dalam desain pembelajaran, tahapan yang akan dilakukan oleh guru atau dosen dalam mengajar telah terancang dengan baik, mulai dari mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi sumatif yang tujuannya untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Pembelajaran Dirancang Dengan Pendekatan Sistem
Hal ini disadari bahwa dengan pendekatan sistem akan memberikan peluang yang lebih besar dalam mengintegrasikan semua variabel yang mempengaruhi belajar, termasuk keterkaitan antarvariabel pengajaran yakni variabel kondisi pembelajaran, variabel metode, dan variabel hasil pembelajaran

3. Desain Pembelajaran Mengacu Pada Bagaimana Seseorang Belajar
Kualitas Pembelajaran banyak tergantung pada bagaimana pembelajaran dirancang. Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan perancangnya. Apakah bersifat intuitif atau bersifat ilmiah. Jika bersifat intuitif maka rancangan pembelajaran banyak diwarnai oleh kehendak perancangnya. Akan tetapi jika dibuat berdasarkan ilmiah maka rancangan pembelajaran diwarnai oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para ilmuan pembelajaran.

4. Desain Pembelajaran Diacukan Pada Siswa Perorangan
 Setiap siswa memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan atau perilaku belajar dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi tindakan atau perilaku belajar tersebut akan tetap berjalan sesuai dengan karateristik siswa. Siswa yang lambat dalam berpikir, tidak mungkin dapat dipaksa segera bertindak secara cepat. Sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi, tidak mungkin dipaksa bertindak dengan cara lambat.
 Hal lain yang merupakan karateristik siswa adalah perkembangan itelektual siswa, tingkat motivasi, kemampuan berpikir, gaya kognitif, gaya belajar, kemampuan awal dan lain-lain. Berdasarkan karakteristik tersebut, rancangan pembelajaran mau tidak mau harus diacukan pada pertimbangan ini.

5. Desain Pembelajaran Harus Diacukan Pada Tujuan
 Hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil tak langsung. Perancangan pembelajaran perlu memilah hasil pembelajaran yang langsung dapat diukur setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat teruji setelah melalui proses pembelajaran

6. Desain Pembelajaran Muaranya Kemudahan Belajar
 Dengan desain pembelajaran, setiap kegiatan yang dilakukan guru telah terencana dan guru dapat dengan mudah melakukan kegiatan pembelajaran. Jika hal ini dilakukan dengan baik, sasaran akhir dari pembelajaran adalah terjadinya kemudahan belajar siswa dapat dicapai.


7. Desai Pembelajaran Melibatkan Variabel Pembelajaran 
 Ada tiaga variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran yaitu :
a.Kondisi pembelajaran mencakup semua variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh perencana pembelajaran dan harus diterima apa adanya. Variabelnya antara lain tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, dan karakter siswa.
b.Variabel metode pembelajaran, mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu. Variabelnya antara lain strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembaljaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran.
c.Variabel hasil pembelajaran mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan metode tertentu pada kondisi tertentu, seperti keefektifan pembelajaran, efisiensi pembelajaran, dan daya tarik pembelajaran

8. Desain Pembelajaran Menetapkan Metode Untuk Mencapai Tujuan
 Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran yaitu :
1.Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi
2.Metode pembelajaran yang berbeda memiliki mpengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran.
3.Kondisi pembelajaran yang berbeda bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran


E. LANGKAH-LANGKAH DALAM MENDESAIN PEMBELAJARAN
 Langkah demi langkah yang ditetapkan oleh Dick and Carey :
1.Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran
Dick and Carey menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Pandangan lain ( Uno Hamzah ) mengemukakan rumusan pembelajaran yang baik adalah
a.Menggunakan istilah yang operasional
b.Berbentuk hasil belajar
c.Berbentuk tingkah laku
d.Jelas hanya mengukur satu tingkah laku

2.Melakukan analisis pembelajaran
Dick and Carey mengatakan bahwa tujuan pembelajaran yang telah diidentifikasi perlu dianalisis untuk mengenali ketrampilan-ketrampilan bawahan yang mengharuskan anak didik belajar menguasainya dan langkah-langkah prosedural bawahan yang ada harus diikuti anak didik untuk dapat belajar tertentu.

3.Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik mahasiswa atau siswa
Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa dalam pengembangan program pembalajaran sangat perlu dilakukan, yaitu untuk mengetahui kualitas perseorangan sehingga dapat dijadikan petunjuk dalam mempreskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran. Aspek-aspek yang diungkap dalam kegiatan ini bisa berupa bakat, motivasi belajar,gaya belajar, kemampuan berpikir, minat atau kemampuan awal.

4.Merumuskan tujuan performansi  
menurut dick and carey tujuan performansi terdiri dari :
a.Tujuan harus menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan atau diperbuat oleh anak didik
b.Menyebutkan tujuan,memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi sarat, yang hadir pada waktu anak didik berbuat
c.Menyebutkan kriteria yang digunakanuntuk menilai unjuk perbuatan anak didik yang dimaksudkan pada tujuan

5.Mengembangkan butir- butir tes patokan
Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan,Dick and Carey merekomendasikan 4 macam tes acuan patokan, sebagai berikut:
Tes entry behavior , merupakan tes acuan patokan untuk mengukur ketrampilan sebagaimana adanya pada permulaan pembelajaran.
Pretes, merupakan tes acuan patokan yang berguna bagi keperluan tujuan yang telah dirancang sehingga diketahui seberapa jauh pengetahuan anak didik terhadap semua keterampilan yang berada di atas batas, yaitu keterampilan prasyarat. Maksud dari pretes bukanlah untuk menentukan nilai akhir (perolehan belajar), tetapi lebih mengenal profil anak didik berkenaan dengan anlisis pembelajaran.
Tes sisipan, merupakan tes acuan patokan yang melayani dua fungsi penting,yaitu (a)mengetes setelah satu atau dua tujuan pembelajaran diajarkan sebelum pascates, (b) untuk mengetes kemajuan anak didik sehingga dapat dilakukan perbaikan (remedial) yang diperlukan sebelum pascates yang lebih formal
Pascates atau postes, merupakan tes acuan patokan yang mencakup seluruh tujuan pembelajaran yang mencerminkan tingkat perolehan belajar. Dengan demikian, dapat diidentifikasi bagian-bagian mana diantara tujuan pembelajaran yang belum tercapai. 

6.Mengembangkan strategi pembelajaran 
Dick and Carey mengemukakan bahwa dalam merencanakan satu unit pembelajaran ada tiga tahap yaitu: 
(1)Mengurutkan dan merumpunkan tujuan kedalam pembelajaran 
(2)Merencanakan pembelajaran, pengetesan, dan kegiatan tindak lanjut
(3)Menyusun alokasi waktu berdasarkan strategi pembelajaran.
Komponen strategi pembelajaran terdiri dari: (a) kegiatan pembelajaran, (b) penyajian informasi, (c) peran serta anak didik (siswa / mahasiswa) (d) pengetesan, dan (e) kegiatan tindak lanjut.


7.Mengembangkan Dan Memilih Material Pembelajaran
Dick and carey (1985) menyarankan ada tiga pola yang dapat diikuti oleh pengajar untuk merancang atau menyampaikan pembelajaran, yaitu (1) pengajar merancang bahan pembelajaran individual, semua tahap pembelajaran dimasukkan ke dalam bahan, kecuali pretes dan pascates, (2) pengajar memilih dan mengubah bahan yang ada agar sesuai dengan strategi pembelajaran.peran pengajar akan bertambah dalam menyampaikan pembelajaran. Beberapa bahan mungkin saja disampaikan tanpa bantuan pengajar, jika tidak ada, maka pngajar harus memberi penjelasan, (3) pengajar tidak memakai bahan, tetapi mnyampaikan semua pembelajaran menurut strategi pembelajarannya yang telah disusunnya. Pengajar menggunakan strategi pembelajarannya sebagai pedoman, termasuk latihan dan kegiatan kelompok.
  Kebaikan dari strategi ini adalah pengajar dapat dengan segera memperbaiki dan memperbarui pembelajaran apabila terjadi perubahan isi. Sedangkan kerugiannya adalah sebagian besar waktu tersita untuk menyampaikan informasi sehingga sedikit sekali waktu untuk membantu anak didik (mahasiswa)/

8.Mendesain Dan Melaksanakan Evaluasi Formatif
Menurut Dick and Carey ada 3 fase pokok penilaian formatif yaitu :
(a)Fase perorangan atau fase klinis.pada fase ini perancang bekerja dengan siswa secara perseorangan untuk memperoleh data guna menyempurnakan bahan pembelajaran. Data yang dimaksud biasanya berupa kesalahan-kesalahan
(b)Fase kelompok kecil,yaitusekelompok siswa yang terdiri dari delapan sampai sepuluh orang yang merupakan wakil cerminan populasi sasaran mempelajari bahan secara mandiri, kemudian diuji untuk memperoleh data yang diperlukan.
(c)Fase uji lapangan, boleh diikuti oleh banyak siswa ;umumnya 30 orang sudah mencukupi. Tekanan dalam uji coba lapangan adalah pada pengujian prosedur yang diperlukan untuk memberlakukan pembelajaran dalam suatu keadaan yang sangat nyata
9.Merevisi Bahan Pembelajaran 
Merevisi bahan pembelajaran perlu dilakukan yaitu untuk menyempurnakan bahan pembelajaran sehingga lebih menarik dan efektif apabila digunakan dalam keperluan pembelajaran sehingga memudahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

10.Mendesain Dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif
Evaluasi perlu dilaksanakan karena melalui evaluasi sumatif dapat ditetapkan atau diberikan nilai atas suatu desain pembelajaran, dimana dasar keputusan penilaian didasarkan pada keefektifan dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar.




KESIMPULAN
1)Spener and Spencer membagi 5 karakteristik kompetensi yaitu motif,sifat,konsep diri,pengetahuan dan keterampilan
2)Nana Sudjana membagi kompetensi guru 3 bagian yaitu:kompetensi bidang kognitif, kompetensi bidang sikap, kompetensi bidang perilaku,performance.
3)Dasar-dasar perlunya perencanaan pembelajaran 
Perbaikan kualitas pembelajaran
Pembelajaran dirancang dengan pendekatan sistem
Desain pembelajaran mengacu bagaimana seseorang belajar
Desain pembelajaran diacukan pada siswaperorangan 
Desain pembelajaran harus diacukan pada tujuan 
Desain pembelajaran muaranya kemudahan belajar
Desain pembelajaran melibatkan variabel pembelajaran
Desain pembelajaran menetapkan metode untuk mencapai tujuan


4)Langkah-Langkah Dalam Mendesain Pembelajaran
- Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran
- Melakukan analisis pembelajaran
- Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik mahasiswa atau siswa
erumuskan tujuan performansi  
kegiatan tindak lanjut
mengembangkan dan memilih material pembelajaran
mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
  merevisi bahan pembelajaran 
  mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif


REFERENSI 
Prof Dr H Hamzah Uno M.Pd. Model Pembelajaran.Bumi Aksara,Jakarta,2007
Drs. H. Fuad Ihsan .Dasar-Dasar Kependidikan.Rineka Cipta.Jakarta ,2005



 

0 komentar:

Posting Komentar